Wall Street Jatuh, Sektor Teknologi Gelisah: Peringatan Nvidia Tentang Tarif Trump Sebabkan Keresahan

adm
0

Indeks pasar saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) merosot pada sesi perdagangan Rabu (16/4). Hal ini disebabkan oleh peringatan dari Nvidia yang mempengaruhi seluruh industri teknologi dunia serta ketidakpastian para investor terhadap komentar Ketua The Fed, Jerome Powell, tentang implikasi ekonomi dari kebijakan bea masuk tersebut.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 699,57 poin atau 1,73% hingga mencapai angka 39.669,39. Sedangkan indeks S&P 500 menurun 2,24% sampai pada titik 5.275,70, dipengaruhi oleh kinerja sektor teknologi informasi. Selanjutnya, Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 3,07% hingga berada di tingkat 16.307,16 dan makin dekat dengan zona tertentu. bearish dengan jarak kira-kira 19% di bawah puncaknya.

Saham Nvidia merosot 6,9% usai mengumumkan penanggungan biaya senilai US$ 5,5 miliar dikarenakan adanya batasan ekspor chipset H20 menuju Cina serta beberapa negara lainnya. Mereka juga menambahkan bahwa saat ini pengiriman chipset harus mendapatkan izin dari pihak berwenang Amerika Serikat.

Di samping itu, NVIDIA mengalami peningkatan tekanan usai The New York Times menyebarkan berita bahwa pemerintahan Trump sedang menekuk perusahaan rintisan asal China bernama DeepSeek, yang menggunakan prosesor dari NVIDIA. Saham perusahaan pembuat chip lain juga turut merosot.

  • Saham FREN Tidak Lagi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sejak Hari Ini, Penyebabnya dan Pengaruh bagi Para Investor Apa?
  • Kegiatan Emiten Prajogo TPIA dengan Persiapan IPO Chandra Daya, Melistikan di Bursa Efek Indonesia Semester Pertama?
  • Dua Perusahaan yang Dihimpuni oleh Boy Thohir, yaitu ADRO dan AADI, Mengungkapkan Niat Membeli Kembali Saham Senilai Besar Sebesar Rp 8 Triliun

ETF VanEck Semiconductor (SMH) mengalami penurunan melebihi 4%, sedangkan saham AMD jatuh sebesar 7,4% dan Micron Technology terdepresiasi 2,4%. Penyusutan ini semakin memburuk setelah rilis laporan keuangan ASML yang tidak sesuai harapan sehingga menyebabkan nilai saham mereka berkurang 7%.

Zachary Hill dari Kepala Manajemen Portofolio Horizon Investments menyebutkan bahwa indeks S&P 500 saat ini lebih dipengaruhi oleh saham-saham di bidang teknologi, menjadikan gerakan indeksnya sangat peka terhadap sektor tersebut. "Indeks naik minggu lalu akibat dukungan dari sektor teknologi dan sekarang tampaknya berubah haluan," ungkap Hill dilansir CNBC pada hari Kamis (17/4).

Saham Amerika Serikat merosot menuju titik terendahnya usai pernyataan dari Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, bahwa bea yang dilaksanakan pada masa pemerintahan Trump dapat menghambat kebijakan bank sentral. Selama sesi dialog, Powell memperkuat pandangan tersebut dengan menjelaskan bahwa bea ini memiliki potensi untuk meningkatkan inflasi dalam periode waktu singkat.

"Kemungkinan besar kita akan menemui skenario kompleks di mana kedua misi pokok kita, yaitu kestabilan harga dan pekerjaan seoptimal mungkin, justru saling bertentangan," ungkap Powell dalam sambutannya kepada Economic Club of Chicago.

Dia mengatakan bahwa bila demikikan terjadi, The Fed akan menganalisis betapa jauhnya ekonomi melenceng dari kedua tujuan tersebut serta periode waktu yang diperlukan untuk menutup celah tersebut.

Kecemasan para investor kian meningkat sejak Donald Trump menyatakan akan memberlakukan bea masuk kepada beragam negeri pada minggu-minggu pertama bulan ini. Walaupun beberapa dari kebijakan tersebut telah ditunda selama 90 hari kemarin, namun penangguhan itu tak mencakup transaksi dengan China.

Trump juga memberlakukan pengecualian sementara terhadap tarif untuk telepon genggam dan komputer pribadi, namun ia menegaskan bahwa aturan ini dapat diubah kapan saja. Sejak pernyataan tentang tariff "tit-for-tat" yang dikeluarkan oleh pihak administrasi Trump pada tanggal 2 April kemarin, indeks S&P 500 sudah merosot hampir 7%, Indeks Komposit Nasdaq jatuh sebesar 7,4%, sedangkan Dow Jones kehilangan kurang lebih 6% nilainya.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)