Walau Sulit Ditemukan, Begini Risikonya Gunakan Nomor Non-Aktif untuk Daftar Paylater

adm
0

kodekarir.com - Layanan Paylater adalah salah satu pilihan finansial yang sedang populer dikalangan publik, terutama bagi para pemakai reguler dari platform e-commerce dan aplikasi digital. Melalui fasilitas tersebut, individu dapat melakukan pembelian produk atau servis sebelumnya dengan opsi untuk melunasinya kemudian dalam bentuk angsuran ataupun tunggal pada periode berikutnya.

Pada saat mendaftar untuk menggunakan jasa Paylater, para pemakai diharuskan melengkapi berbagai jenis informasi diri mereka, termasuk satu item yaitu nomor telepon. Walaupun tampaknya sebagai hal biasa, nyatanya nomor ini memiliki fungsi krusial dalam tahap registrasi serta operasional dari Paylater itu sendiri.

Nomor telepon bertindak sebagai sarana utama dalam proses verifikasi identitas dengan mengirimkan kode OTP (One-Time Password). Selain itu, ini juga digunakan secara primer untuk mendapatkan pemberitahuan yang mencakup detail transaksi dan pengingat tentang jatuh tempo pembayaran tagihan.

Selain itu, nomor telepon yang dipakai saat pendaftaran sering kali dijadikan salah satu faktor penilaian oleh provider jasa dalam mengukur kesesuaian user untuk memperoleh batas kredit.

Beberapa layanan justru menganalisis data berdasarkan historis pemakaian nomor itu sendiri. Ini mencakup daftar kontak yang disimpan, masa aktif dari nomor tersebut, serta informasi lainnya terkait.

Maka dari itu, cukup krusial bagi para pemakai untuk memanfaatkan nomor telepon pribadi yang sungguh-sungguh berfungsi serta tidak hanya angka sementara, terutama bila itu adalah nomor milik pihak lain.

Memanfaatkan nomor telepon yang telah nonaktif atau tak sah dapat menghasilkan dampak signifikan. Berdasarkan informasi dari Gridframe.Id, di bawah ini tercantum beberapa bahaya penggunaan layanan PayLater dengan nomor telp yang sudah mati.

1. Gagal Memverifikasi Identitas

Biasanya, langkah-langkah registrasi layanan paylater mengharuskan konfirmasi nomor telepon dengan menggunakan kode OTP (Kata Sandi Satu Kali) yang diantarkan lewat SMS atau telpon. Bila nomor tersebut telah tak berfungsi lagi, maka Anda enggak bisa mendapatkan kode OTP penting itu guna menyudahi tahap pengesahan ini.

Hal ini bisa mencegah atau menghalang-halangi Anda dalam melengkapi proses registrasi.

2. Keterbatasan Akses Akun

Apabila Anda sukses mendaftarkan diri untuk layanan paylater dengan memanfaatkan nomor ponsel yang telah tak digunakan lagi, bisa jadi akan ada kendala saat ingin membuka akun Anda di kemudian hari. Biasanya, sistem layanan paylater merujuk pada nomor ponsel tersebut sebagai metode primer untuk login ke akun, menerima peringatan, ataupun melakukan reset password.

Apabila nomor telepon sudah tidak aktif, kemungkinan besar Anda akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan berbagai langkah tersebut.

3. Resiko Keamanan

Mendaftarkan layanan paylater dengan nomor telepon yang sudah tak berfungsi bisa memperbesar kemungkinan ancaman terhadap keamanan akun Anda.

Apabila nomor telepon itu masih tercatat di bawah nama Anda namun sudah tak digunakan lagi oleh Anda, pihak yang bisa mempergunakan nomor tersebut dengan cara ilegal berpotensi meraih kontrol atas akun Anda.

Agar meminimalkan ancaman tersebut, sebaiknya gunakanlah nomor telepon yang masih berfungsi dan bisa dihubungi ketika mendaftarkan diri untuk jasa paylater ataupun produk perbankan lainnya.

Apabila terdapat kendala pada nomor telphone yang tak berfungsi, segera hubungi perusahaan jasa komunikasi Anda guna mendapatkan dukungan dalam merestart kembali nomor itu atau mungkin beralih ke nomor telephone lainnya.

4. Debt Collector yang Sulit Diketahui Lokasinya

Mendaftarkan layanan paylater dengan menggunakan nomor telepon yang sudah tidak berfungsi membuat tugas Debt Collector menjadi lebih sulit dalam menemukan Anda. Sebab, Debt Collector mengandalkan nomor telepon tersebut untuk menelusuri informasi tentang nasabah mereka.

Meski begitu, walaupun Anda menggunakan nomor yang "belum terdaftar", ternyata pemberi layanan PayLater memiliki metode tersendiri untuk mengetahui siapa Anda. Mereka tak cuma bergantung pada satu-satunya informasi nomor telepon, tetapi juga mempertimbangkan berbagai macam detail lainnya seperti, Informasi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Alamat surel, Catatan lokasi dari gadget, Jejak pemakaian alat (misal IMEI, IP address) dan seterusnya. (*)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)