Wakil Wali Kota Cimahi: AI Sebaiknya Alat Bantu, Tak Menggantikan Logika ASN

adm
0

PR JABAR – Kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI) saat ini sudah menjangkau beberapa bidang, salah satunya adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi di Jawa Barat.

Merespon kejadian tersebut, Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, mengatakan bahwa ASN harus menggunakan teknologi AI dengan hati-hati guna meningkatkan efisiensi kerja serta layanan terhadap publik.

Pada rapat pagi bersama tim Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintahan Kota Cimahi, Adhitia mendorong para pekerja untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai alat bantu, bukan sebagai penggantinya. Dia menyoroti bahwa popularitas AI, misalnya aplikasi seperti ChatGPT, semakin meningkat seiring dengan mendekatnya peringatan Hari Raya Idul Fitri terakhir.

"Saya sampaikan, mengingat kemajuan teknologi saat ini, marilah kita hadapi dengan menggunakan AI sebagai sistem pendukung dalam tugas kami serta layanan yang diberikan kepada publik," ungkap Wakil Walikota Cimahi, Adhitia Yudisthira, pada hari Jumat, tanggal 18 April 2025.

Menurut Adhitia Yudisthira, kecerdasian buatan dapat membantu dalam mengotomatiskan tugas-tugas administrasi, misalnya merancang pidato atau menciptakan skema layanan.

Meskipun demikian, Adhitia Yudisthira memperingatkan untuk tidak secara langsung menggantikan kemampuan pemikiran PNS. "Jika hanya digunakan sebagai sarana bertanya tanpa melakukan analisis yang mendalam, hal ini malah dapat merendahkan kemampuan kognitif kita," katanya.

Adhitia Yudisthira pun memberi contoh tentang cara negara-negara maju seperti Singapura dan Finlandia sudah menyelaraskan AI dalam struktur pemerintahannya dengan bijak, di mana manusia masih memainkan peranan penting sebagai pemutus keputusan terkemuka.

"Teknologi bakal selalu maju, namun sentuhan manusia takkan pernah digantikan. AI dapat menjadi alat pendukung yang luar biasa, namun keberartian kami sebagai penyokong masyarakat masih diatur oleh integritas, empati, serta dedikasi," tandasnya.

Adhitia Yudisthira menyebutkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan perlu diimbangi dengan aturan yang komprehensif dan memastikan bahwa aplikasinya bersifat inklusif tanpa meninggalkan aspek-aspek kemanusiaan.

“Mari gunakan teknologi dengan bijak, tapi jangan pernah tinggalkan rasa, karena itulah yang membuat kita benar-benar hadir untuk masyarakat,” pungkasnya.***

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)