
UMKM di Jawa Tengah berupaya meraih pengenalan dalam ranah digital, mulai dari sistem pencatatan tradisional sampai teknologi aplikasi yang kompleks, menghadapi kesulitan sepanjang jalan.
Terdapat sebagian dari transformasi signifikan yang tengah berlangsung. Digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tak sekadar menjadi prioritas pemerintah atau slogan dalam seminar-seminar. Namun hal ini sedang nyata dan berkembang. Perlahan-lahan, kita dapat melihatnya di warung-warung, di pasaran, serta di tempat-tempat produksi skala kecil.
Tentu saja, perjalanan menuju transformasi ini bukanlah hal yang mudah. Mari kita uraikan proses digitalisasi UMKM tersebut.
Langkah Awal yang MenentukanPada awal tahun 2023, Pemprov Jawa Tengah berkolaborasi dengan perusahaan teknologi meluncurkan aplikasi "Kantong UMKM".
Platform kasir digital yang didasarkan pada aplikasi ini digunakan untuk merekam transaksi, mengevaluasi pendapatan dan pengeluaran, serta terintegrasi dengan sistem QRIS untuk pembayaran nontunai.
Berdasarkan laporan Kontan (2023), aplikasi tersebut telah dimanfaatkan oleh ribuan pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kota Semarang dan Solo. Luar biasanya, persentase kesalahan dalam pencatatan berkurang sebesar 40% setelah mereka pindah dari sistem pencatatan manual ke yang digital.
Ini bukanlah hal sepele. Di ranah usaha skala kecil, perbedaan seribu rupiah dapat menentukan apakah hari tersebut akan mendatangkan laba atau kerugian.
Seorang pebisnis dari Semarang yang ditemui secara langsung oleh Kontan menyatakan bahwa saat ini dia dapat memeriksa transaksi sehari-hari, persediaan barang, dan bahkan trend penjualannya cukup dengan beberapa kali ketukan jarinya. "Sekarang saya tidak lagi menebak-nebak tetapi sudah bisa membuat keputusan berdasarkan data," ungkapnya.
Bayangkan, berapa banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lainnya yang dapat berkembang jika mereka mendapatkan peralatan semacam ini?
Pepatah Penting Dimulai Dari Hal SepeleMari kita langkahkan Mundur sebentar dan bahas kedua istilah yang kerap Muncul Di belakang Layar, yaitu ERP Dan BPR.
Enterprise Resource Planning (ERP) serta Business Process Reengineering (BPR) mungkin kelihatan seolah-olah subjek dalam perkuliahan ekonomi, namun kedua konsep ini memiliki pengaruh yang signifikan di dunia praktis.
Sebagai contoh, PT CP, suatu perusahaan yang berlokasi di Jawa Tengah, melaksanakan tahap BPR terlebih dahulu sebelum menerapkan sistem ERP.
Berdasarkan studi yang dirilis oleh Neliti pada tahun 2015, temuannya sangat menakjubkan; waktu produksi berkurang sampai dengan 30 persen dan manajemen stok menjadi jauh lebih hemat biaya.
Apa yang dimaksud? Mereka dapat mengurangi pembengkakan biaya, mempersingkat waktu pengiriman produk, serta meningkatkan tingkat kepuasan konsumen.
Menariknya, semuanya bermula dari sebuah keputusan. Yaitu siap untuk memodifikasi metodekerja yang sudah ada sebelumnya.
BPR mirip seperti membersihkan rumah sebelum membeli furnitur baru. Jika tidak diatur terlebih dahulu, meski dengan sistem yang canggih apapun, akan tetap menambah kekacauan.
Internet Lambat, Handphone Tua, dan Kekhawatan Terhadap PerkembanganNamun, tidak seluruh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah secara otomatis cocok atau nyaman dengan teknologi.
Misalnya di Kudus, Murianews (2024) menyatakan bahwa 25% pengusaha kecil dan menengah (UMKM) merasakan kendala dalam mematuhi peraturan yang berkaitan dengan aspek digital, mulai dari sistem lapor pajak daring sampai pencatatan menggunakan aplikasi.
Bukan disebabkan oleh ketidakrelaan, melainkan keterbatasan kemampuan. Koneksi internetnya terhalangi, belum memiliki alat yang sesuai, atau mungkin hanya khawatir tekanannya keliru.
Kekhawatiran itu sangat masuk akal. Teknologi berkembang dengan cepat, sedangkan pengetahuan kita tentangnya cenderung tertinggal.
Oleh karena itu, permasalahan kami tidak hanya terkait dengan akses saja. Namun juga melibatkan aspek psikologis. Rasa kurang percaya diri, ketakutan akan kesalahan, serta kekurangan keyakinan dalam kemampuan sendiri adalah hal-hal yang sangat mendasar ini menjadikan dukungan temani menjadi begitu penting.
Mempelajari Dari Solo Dan BaliBeruntungnya, di sejumlah kota telah diterapkan pendekatan pembinaan yang memperhatikan aspek kebutuhan manusia. Salah satu contohnya melalui Hetero Space, program milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berfokus pada pelatihan mengenai digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan data dari Link UMKM pada tahun 2024, sejak didirikan di tahun 2021, Hetero Space telah mengadakan pelatihan untuk lebih dari 44.000 pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Apa yang mereka lakukan tidak hanya berupa penyelenggaraan seminar, tetapi juga memberikan pendampingan kepada UMKM mulai dari awal. Ini mencakup pembuatan akun di platform e-commerce, pengelolaan media sosial, penerapan aplikasi keuangan, serta fotografi produk dengan pencahayaan yang tepat.
Semua tindakan tersebut dilaksanakan dengan bimbingan dari mentor, bukannya secara sepihak.
Sama seperti itu, Universitas Primakara di Bali menerapkannya pula. Melalui kolaborasi bersama Pertamina dan perusahaan swasta lainnya, institusi ini mengirim para siswa kepada lebih dari 500 UMKM sebagai "saudari atau saudara digital".
Selama empat bulan, sebagaimana dijelaskan oleh Radar Bali (2024), pendapatan online mereka naik sampai 65%.
Dukungan seperti ini membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar tidak merasa kesepian. Mereka menggabungkan pembelajaran dengan praktek langsung. Yang terpenting, hal itu membangun kepercayaan diri mereka.
Belum Dekat, Tetapi Sudah DimulaiTentu saja, masih ada banyak hal yang harus diperbaiki.
Menurut laporan Radar Bali (2024), walaupun upaya digitalisasi sedang berlangsung dengan intensif, hanya sekitar 29% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali yang secara aktif menjual produk mereka melalui platform daring. Hal ini mengingatkan kita bahwa proses transformasi digital adalah sebuah marathon, bukan sekadar sprint.
Meski demikian, tetap ada harapan. Pada tahun 2024, transaksi digital UMKM di Bali dicatat sebesar Rp 105 miliar menurut laporan dari Link UMKM. Ini mengindikasikan bahwa pelan namun pasti, perekonomian skala kecil ini mulai beralih ke ranah digital. Selain itu, ruang bagi pertumbuhan lebih lanjut masih sangat terbuka.
Di Jawa Tengah pula, fenomena tersebut sudah dimulai. Banyak generasi muda dalam keluarga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menangani aspek digitalnya. Mereka membuat profil di Instagram, mendongkrak penjualan melalui TikTok, serta merawat inventaris dengan menggunakan spreadsheet.
Mereka berperan sebagai penghubung antara era sebelumnya dengan inovasi modern.
Dari Toko ke Awan, Petualangan Tetap BerlanjutTransformasi digital bukan tentang menggantikan manusia dengan mesin. Melainkan cara di mana teknologi dapat memperkuat manusia agar bekerja lebih pintar, tidak perlu kerja lebih keras.
Mulai dari ERP sampai Kantong UMKM, dan dari BPR hingga Hetero Space. Kesan positif ini semua bergantung pada apakah para pemain UMKM merasakan manfaatnya atau justru menjadi beban bagi mereka.
Yang mereka perlukan bukanlah sistem terkompleks. Yang dibutuhkan adalah sistem yang mudah dipahami, dapat diandalkan, serta sesuai untuk pemakaian sehari-hari mereka.
Oleh karena itu, kita semua memiliki peran—baik pemerintah, para ahli, pemuda, maupun Anda yang sedang mempelajari hal ini.
Sebenarnya, transformasi digital tidak hanya terkait dengan aplikasi saja. Melainkan tentang membantu orang lain untuk tetap bertahan dan maju dalam lingkungan yang semakin dinamis.
***
Referensi:
Kontan.co.id. (2024). Aplikasi penjualan daring Kantong UMKM menjadi langkah maju dalam transformasi digital untuk usaha kecil dan menengah di Jawa Tengah. Dikutip tanggal 15 April 2025, dari https://regional.kontan.co.id/news/aplikasi-kasir-online-kantong-umkm-jadi-terobosan-digitalisasi-usaha-mikro-di-jateng Neliti.com. (2024). Penggunaan Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan pada Usaha Kecil Menengah dengan desain yang tepat [PDF]. Diperoleh pada 15 April 2025, dari https://media.neliti.com/media/publications/120232-ID-implementasi-erp-pada-ukm-dengan-design.pdf Murianews.com. (2024). Beban para pengusaha Mikro Kecil dan Menengah di Kudus semakin meningkat; begini tindakan pihak terkait. Diambil pada 15 April 2025, dari https://berita.murianews.com/vega-maarijil-ula/430980/tantangan-pelaku-umkm-kudus-makin-berat-ini-upaya-dinas-terkait Radbali.jawapos.com. (2024). Perubahan bisnis Universitas Primakara membantu sektor UMKM Bali melangkah lebih jauh menuju era digital lewat program lanjutan oleh Pertamina. Ditinjau pada 15 April 2025, dari https://radarbali.jawapos.com/pendidikan/705661905/transformasi-bisnis-primakara-university-bantu-umkm-bali-go-digital-dengan-program-berkelanjutan-pertamina Linkumkm.id. (2024). Pemerintah Provinsi Bali mendukung ekspansi pangsa pasarnya bagi 225 ribu unit UMKM melalui platform digital. Terlihat pada 15 April 2025, dari https://linkumkm.id/news/detail/15012/pemprov-bali-bantu-225-ribu-umkm-perluas-pasar-di-kanal-digital