Pilihan warna kesukaan tiap individu memang bervariasi. Beberapa lebih menyukai nuansa terang sementara lainnya mungkin cenderung kepada corak gelap. Meskipun ada banyak sekali gradasi warna yang bisa diamati oleh mata manusia, menurut ilmu fisika, sebetulnya hanya ada satu jenis dasar. impostor Yang selama ini mungkin kita anggap sebagai bagian dari kelompok warna, ternyata sebenarnya tidak termasuk di dalamnya.
Ya, si impostor Itu berwarna hitam. Menurut perspektif ilmiah, sebenarnya hitam bukan warna Hal tersebut bisa jadi cukup memusingkan, namun sesudah melihat poin-poin di bawah ini, sepertinya akan terasa logis jika kita tak menghitung hitam sebagai salah satu variasi warna. Mau tahu lebih lanjut? mengapa hitam bukan warna ? Ayo, gulir layarmu dan simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini!
1. Pengertian warna menurut ilmu Fisika

Percobaan oleh manusia untuk menentukan definisi dari warna di bawah perspektif fisika ternyata bukan hal yang sederhana dan memerlukan periode waktu yang cukup lama. Berdasarkan informasi tersebut, Smithsonian Libraries , entri pertama dalam catatan ilmiah tentang definisi warna berasal dari filosof ternama zaman kuno Yunani, Aristotle.
Pada masa tersebut, Aristoteles mengatakan bahwa seluruh warna dalam lingkungan berasal dari putih dan hitam karena kedua warna ini mewakili terang dan gelap. Tambahan pula, ia berpendapat bahwa keempat unsur warna yaitu api, air, udara, dan tanah memiliki hubungan dengan timbulnya warna-warna lainnya.
Teori Aristoteles mengenai warna telah diterima secara luas selama ribuan tahun sampai akhirnya Isaac Newton hadir dan membawa pemikiran baru. Konsep tentang warna oleh Newton diungkapkan dalam sebuah karya bernama "Opticks", yang pertamakali dirilis pada tahun 1704. Di dalam buku tersebut, diketengahkan bahwa salah satu metode yang digunakan Newton untuk memformulasikan teorinya adalah melalui suatu percobaan sederhana yaitu melempar sinar cahaya kepada segitiga kristal atau prism.
Eksperimen itu sukses membantu Newton untuk menemukan berbagai macam warna yang dikenal sebagai ROYGBIV (Merah, Oranye, Kuning, Hijau, Biru, Ungu Gelap, dan Ungu). Ini adalah bagian dari spektrum tampak atau juga sering disebut sebagai spektrum optik cahaya, yaitu rentang spektrum elektromagnetik yang bisa diobservasi mata manusia dengan jarak antara 380 hingga 750 nanometer. Meski demikian, Newton tak hanya membatasinya pada ketujuh tipe warna ini saat melakukan percobaan menggunakan prismanya.
Britannica Menurut laporan tersebut, Newton meyakini bahwa warna sangat berhubungan dengan cahaya. Cahaya ini sebenarnya adalah salah satu wujud dari radiasi elektromagnetik sehingga mempunyai karakteristik serupa dengan gelombang serta partikel. Pada cahaya, ada frekuensi, energi, dan panjang gelombang tertentu yang saling bersesuaian. Jika dibandingkan dengan tipe-tipe radiasi elektromagnetik lainnya, misalnya sinyal radio, sinar gamma, atau pula gelombang mikro, cahaya unik karena bisa diamati oleh penglihatan manusia.
Oleh karena karakteristik sel-sel di mata yang sangat peka terhadap berbagai ukuran gelombang cahaya, kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa warna adalah produk dari pantulan gelombang cahaya yang tertangkap oleh penglihatan kita. Setiap jenis warna yang kita lihat tentu muncul akibat serangan atau refleksi gelombang cahaya dengan rentang panjang gelombang antara 380 sampai 750 nanometer, sehingga memungkinkannya ditangani oleh indra melihat milik manusia.
2. Sebab mengapa hitam tidak dianggap sebagai warna dalam bidang fisika

Baik, telah dipahami tentang konsep warna dari perspektif ilmu pengetahuan, lebih spesifik lagi di bidang fisika. Berdasarkan pengertian warna dalam konteks ini, kita harus bisa menjawab pertanyaan kenapa hitam sesungguhnya bukan termasuk salah satu jenis warna dalam dunia sains. Penjelasannya secara singkat adalah karena karakteristik hitam yang malahan mampu meresap sinar daripada mencerminkannya.
The Naked Scientist Menurut sumber tersebut, hitam sesungguhnya bukanlah suatu warna dalam ilmu fisika; justru ini adalah kondisi di mana cahaya sama sekali tak hadir. Ini karena benda berwarna hitam mampu meresap semua spektrum cahaya yang terlihat tanpa banyak memantulkannya kembali, sehingga hampir tidak ada cahaya yang tercermin darinya.
Di samping itu, agar suatu hal bisa disebut warna, mata kita perlu mengenali citranya. Karena itu, warna adalah produk dari gelombang cahaya pada spektrum visual yang terdeteksi oleh mata manusia. Akibatnya, hitam merujuk pada keadaan dimana tidak ada satu pun warna berdasarkan definisi fisik yang dapat tampil.
3. Meskipun begitu, hitam masih dikelompokan sebagai warna menurut beberapa definisi lainnya

Definisi mengenai warna tak sekadar terpaku dalam aspek fisika saja. Baik dari sudut pandang psikologi atau pun seni, kita tetap bisa menafsirkannya bahwa hitam termasuk jenis warna. Berdasarkan laporan tersebut Verywell Mind , hitam bisa diartikan sebagai gabungan semua warna yang terjadi akibat sifatnya dalam menyerap cahaya.
Dalam perspektif psikologi, warna sering kali terhubung dengan perasaan individu. Oleh sebab itu, hitam bisa ditempatkan dalam konteks ini karena warna hitam mampu mencerminkan karakter seseorang. Terdapat bermacam interpretasi mengenai arti warna hitam di bidang psikologi, yang mana maknanya bisa bersifat positif maupun negatif.
Sementara itu, dilansir Tour Box Tech Dalam perspektif seni, hitam bisa dilihat sebagai sebuah warna karena ini adalah hasil yang timbul saat semua jenis warna bercampur bersama. Agar mendapatkan kombinasi warna yang menawan pada bidang seni, hitam sangat vital untuk menghasilkan perbedaan kontras serta kedalaman dalam susunan sebuah karya seni, lebih-lebih lagi pada lukisan.
Jadi, seperti itulah penjelasan mengenai alasan kenapa hitam tidak dianggap sebagai warna dalam perspektif ilmiah. Selama ini, pemahaman tentang konsep warna telah menjadi hal yang signifikan bagi perkembangan umat manusia. Coba bayangkan, dengan mengetahui prinsip-prinsip warna dan bahwa hitam sebetulnya bukanlah sebuah warna, kita bisa mendapatkan wawasan tentang cara kerja penglihatan kita, membongkar berbagai teka-teki dari jagat raya, memahami kepribadian orang lain, bahkan sampai pada penciptaan benda-benda bernilai estetis.