
kodekarir.com , Jakarta - Google mengungkap bahwa mereka sudah menonaktifkan 5,1 miliar iklan, menghilangkan 1,3 miliar laman web, serta membatasinya pada tampilan sebanyak 9,1 miliar iklan yang diduga menjadi metode penipuan penipuan Sebelum tahun 2024, raksasa teknologi ini telah menghalangi lebih dari 5,5 miliar iklan dan menyelidiki 2,1 miliar laman penerbit sepanjang tahun 2023.
Dengan menggunakan model bahasa skala besar ( large language model /LLM) untuk mengidentifikasi perilaku mencurigakan, termasuk penyamaran bisnis dan transaksi tidak sah, Google mempenalikan banyaknya akun pelakunya. iklan palsu . Mengutip Antara Pada hari Rabu, tanggal 16 April 2025, penundaan eksekusi dilakukan sebelum iklan yang mencurigakan ditampilkan.
Di tahun 2024, Google mengumumkan lebih dari 50 pembaruan yang didasarkan pada teknologi AI dengan menggunakan model bahasa besar (LLM) untuk meningkatkan sistem kebijakannya dalam hal keamanan di semua platformnya. platform Yang diketuai olehnya. " Kami terus mengikutsertakan manusia di setiap tahapan," jelas General Manager Ads Safety Google Alex Rodriguez.
Menurut Rodriguez, Google telah mendirikan sebuah tim spesialis yang terdiri dari lebih dari 100 pakar guna menangani upaya-upaya penipuan tersebut. Anggota tim ini berasal dari beragam departemen, di antara mereka adalah anggota from division seperti Keamanan Iklan, Keselamatan dan Kepercayaan , serta peneliti dari DeepMind Tim ini mengamati iklan yang telah dimodifikasi menggunakan teknologi AI. deepfake .
Google telah mengenalkan lebih dari 30 perubahan dalam kebijakan iklan dan publisher, bersama dengan beberapa tindakan teknis tambahan. Menurut klaim mereka, hal ini sukses menangguhkan hampir 700ribu akun pengiklan yang mencurigakan, di mana 90% adalah iklan tidak sesuai. deepfake .
Di Amerika Serikat saja, Google menyatakan bahwa mereka telah menangguhkan 39,2 juta akun pengiklan dan menghilangkan 1,8 miliar iklan sepanjang tahun 2024. Jenis pelanggaran mayor meliputi pemanfaatan tidak sah dari jaringan iklan, pelanggaran hak cipta atau merk dagang, penyampaian informasi medis yang keliru, periklanan berbasis profil konsumen, serta kecurangan terkait identitas.
Di India, yang merupakan negara dengan populasi terbanyak dan pasar internet kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok, Google telah menangguhkan 2,9 juta akun pengiklan dan memblokir sekitar 247,4 juta iklan tidak sesuai aturan. Kelima pelanggaran kebijakan utama di sana mencakup layanan finansial, eksploitasi merk dagang, manipulasi sistem periklanan, pemasaran berdasarkan profil konsumen, serta aktivitas judi dan game online.
Dari jumlah total 5 juta akun yang dibekukan oleh Google di seluruh dunia, sebagian besar terlibat dalam aktivitas penipuan. Jika dihitung keseluruhan, perusahaan ini telah menyingkirkan hampir separuh miliar iklan yang berhubungan dengan tindak penipuan tersebut.